Global Warming dan Limbah Ternak
Global warming atau pemanasan global sudah menjadi isu hangat yang terus dibicarakan beberapa tahun belakangan ini. Mulai dari obrolan di warung kopi hingga ke forum diskusi internasionalpun isu ini sering dibahas.
Pada kesempatan ini saya tidak akan membahas tentang apa itu global warming, penyebab global warming, serta cara mengurangi dampak pemanasan global ini. Yang ingin saya singgung sedikit adalah tentang pengolahan limbah peternakan.
Klo udah ngomongin peternakan, sudah tentu yang terbayang adalah daging yang sering kita konsumsi tiap harinya. Tak dapat dipungkiri klo daging sudah menjadi menu wajib sebagian besar masyarakat Indonesia di saat waktu makan tiba (tentu saja kecuali bagi anda yang vegetarian).
Nah, tentu sudah bisa dibayangkan seberapa banyak daging yang harus tersedia tiap harinya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi protein asal hewan oleh masyarakat Indonesia. Tak mengherankan jika perkembangan dunia peternakan di Indonesia begitu pesat, dan peluang usaha di dunia peternakanpun masih terbuka lebar.
Selain menghasilkan protein hewani, ternyata tanpa kita sadari industri peternakan (entah itu peternakan yang hanya sebatas pekerjaan sampingan ataupun juga peternakan besar) juga menghasilkan limbah tiap harinya. Entah itu berupa kotoran ternak, air kencing, maupun yang lainnya. Dan ternyata “sumbangan“ kotoran ternak terhadap pemanasan global sangat tinggi.
Dari hasil iseng-iseng search di google tentang limbah ternak, ternyata ada banyak banget artikel yang membahas keterkaitan antara pengolahan limbah peternakan dengan pemanasan global (untuk lebih jelasnya mungkin anda bisa search langsung di google) :D. Ternyata selain sebagai sumber polusi dan pemicu efek rumah kaca, kotoran ternak juga sudah umum diketahui sebagai sumber energi alternatif yaitu biogas.
Tentunya ini menjadi peluang tersendiri bagi peternak dengan memanfaatkan kotoran ternaknya sebagai penghasil biogas. Para peternak besar mungkin sudah memiliki sistem pengolahan limbah ternak untuk dimenghasilkan biogas. Sayangnya hal ini belum dimanfaatkan secara maksimal oleh peternak kecil yang mungkin memelihara 1-2 ekor sapi di sela-sela kesibukannya bertani. Kotoran ternak belum mendapat perhatian yang khusus bagi mereka. Ada yang membuang langsung kotoran ternaknya ke sungai dan ada juga sebagian kecil yang mengolahnya menjadi kompos. Tanpa mereka sadari selain menimbulkan pencemaran lingkungan dengan membuang kotoran ternak langsung ke sungai juga dapat memicu pemanasan global.
Nah, hal ini mungkin menjadi PR bagi kita semua dalam mensosialisasikan cara-cara pengolahan limbah peternakan yang ramah lingkungan (misalnya tentang pembuatan biogas) khususnya pada peternak kecil. Disamping kita membantu mengurangi pencemaran lingkungan, juga secara tidak langsung membantu peningkatan status ekonomi peternak kecil karena mereka mampu menghasilkan produk sampingan dari hasil sampingan mereka beternak (ngertikan maksud saya) berupa biogas dan kompos.
NB: artikel ini saya buat dalam rangka ikut berpartisipasi dalam Kompetisi Website Kompas MuDA-IM3.
Betul, kotoran ternak aja sudah panas (coba pegang ajah). Dibuang sembarangan, bumi ini tambah panas dibuatnya. Dikumpulin untuk pembuatan biogas butuh tempat yang cukup luas padahal pemukiman sudah padat.
Hmmm…. dilematis sekali…
intinya mah mo bilang Qt kudu perduli dengan lingkungan.
cenya95
Januari 20, 2009
Blog yang keren. Kunjung balik ke blog saya di http://www.astriani.wordpress.com. Terima kasih
astriani
Januari 20, 2009
Eka apa kabar ?
kalau ada cicing buang kotoran di rumput
rumputnya langsung mati.
Balisugar.com
Januari 25, 2009
@ cenya95
wah, ketahuan ya sering pegang kotoran ternak
wkwkwkwkw… 😀
@ astriani
makasi
@ balisugar
kabar baik mba….
Eka
Januari 27, 2009
sampah organik atau sampah non organik pasti bermasalah,kita buang gas aja bermasalah juga sama lingkungan sekitar kita apalagi abis makan petai maupun jengkol:)
lekang.wordpress.com
lekang
Februari 2, 2009
@ lekang
yup setuju banget bos…
Eka
Februari 7, 2009
kalo gtu perlu bwt pengolahan limbah yang peternak kecil y??? kira-kira diapain ya biar bisa ngasilin duit tambahan gt y????…. ide bagus ka, terus ditambah infonya ya……
dewa sanatana
Februari 25, 2009
Bacaan santai yang menarik,, bikin penasaran untuk lebih tw soal pengolahan limbah itu sendiri, namun tetap diingat bahwa sistem peternakan yang ada di negara kita belum sampai detail memperhatikan kearah pengolahan limbah,, andai saja peting2 negeri ini paham betul klo kita perlu perkembangan disetiap sudut bidang pertanian dan peternakan….
legis
April 15, 2009
lebih baik apabila limbah peternakan khususnya kotorannya dibuat jadi kompos saja, disamping mudah, biayanya irit dibanding dengan pembuatan biogas, yang instalasinya memakan biaya yang mahal.
peternak di Indonesia kan rata-rata kurang mampu jadinya kita lebih baik sosialisasi kepada peternak tentang kompos.
hika
Juli 7, 2009
cacing apa yg paling gampang di ternak?
acong
Agustus 18, 2009
cacing apa yangpaling gampang di ternak?
acong
Agustus 18, 2009
betulll..buanget,,bro… taik,,sapi,,aja panas..apalagi taik or*ng,,hehe..di buang di sungai eh,,,malah ,,jd air hangat,,manatap,,buat mandi si= stttt! kujam” =kurang jamban
eko dexters
Oktober 18, 2009
keep posting. 🙂
Rina Atriana
November 22, 2010
thanks infonya =)
septyaningtyasa08
November 28, 2010